Nyebur di Curug Gumawang, Padarincang 30 September 2015


Hari itu sangat membosankan. Setelah bosan menonton video-video dari Youtube, jari-jari gue mulai mengetik "Curug Cigumawang". Di daerah Serang-Cilegon ini memang banyak air terjun, tapi yang terkenal setahu gue cuma ada dua. Yaitu; Curug Cigumawang dan Curug Gendang. Jadi hari itu gue mendadak memutuskan untuk pergi ke Curug Cigumawang. Berangkat!. Eh tapi baterai kamera, handphone dan GPS belum di charge. Kemudian waktu keberangkatan di postpone sampai jam 2 siang. Kebetulan memang gue juga belum mandi, jadi mandi dulu. Berabe juga kalau lalerin sepanjang perjalanan. Setelah semuanya siap, Vespa merah mulai gue nyalakan dan meluncur.

Rute perjalanan melalui Jalan Raya Serang - Pandeglang, sampai di perempatan jalan lampu merah Palima kemudian gue mengambil jalan ke arah Ciomas atau ikuti jalan Palka. Jalan lurus terus sampai di pertigaan lagi kemudian gue mengambil jalan ke arah Padarincang. Jalan sudah mulai jelek disini, terdiri dari aspal-aspal kasar yang sudah mengelupas. Di beberapa jalan banyak juga terdapat jalan berlubang, jadi harus sedikit hati-hati.

Sampai jam 03:00 sore gue mulai kebingungan. Karena di daerah tersebut ada Alfamart, maka kemudian gue memutuskan untuk berhenti sejenak dari kepenatan hidup ini sambil mungkin bertanya-tanya kepada kasir Alfamart tersebut.

Gue: "Teh, mau nggak jadi calon ibu dari anak-anak aku"

Teteh Kasir: "Hu'uh.."

Eh ternyata gue ngelamun.

Gue bertanya jalan menuju Curug Cigumawang, katanya jalan masuknya persis di samping SDN 1 Padarincang. Kebetulan disana juga terdapat papan petunjuk arah gede banget.

Papan Petunjuk Arah Menuju air Terjun
Setelah selesai membayar belanjaan gue, yaitu Oreo dan Extra Joss. Kesannya kayak di iklan-iklan gitu ya, gue pake helm proyek terus nyeduh minuman. Terus minumannya gue goyang-goyangin sampai tumpah 3/4 nya. Yang ternyata belum larut semua, dan kemudian gue cuma minum air putih doang.

Tepat disebelah Alfamart, terdapat tukang bakso. Gue mendadak lapar.

Gue juga sering bingung. Kenapa di setiap perjalanan gue saat ini gue gampang tergoda banget sama makanan-makanan sejenis bakso, nasi padang, sop buah, es kelapa muda, cireng dsb. Padahal dulu sewaktu jaman gue sekolah dahulu, gue enggak pernah tergoda. Indomie yang di gado karena gas Hi-cook habis, itupun sudah lebih dari cukup. Asinnya bikin ketagihan.

Setelah bakso-bakso itu sudah masuk ke dalam perut gue, kemudian gue langsung berangkat lagi.

Vespa gue kemudian berjalan di jalan di samping SD yang tadi gue sebutkan. Jalannya cukup sempit dan banyak polisi tidur dimana-mana. Gue melewati perkampungan sekitar 3 kilometer. Kemudian gue masuk ke jalan setapak di sebelah kanan jalan setelah jalan menanjak. Jalur ini masih bisa dilewati motor, bahkan sebagian jalur sudah di semen untuk mempermudah motor melalui jalan tersebut.

Hingga sampailah gue di suatu tempat di sebelah sungai. Disana gue bertemu dengan bapak-bapak dan ditagih uang masuk sebesar Rp. 5000 rupiah. Setelah bertanya, ternyata letak air terjun masih harus mengukuti jalan setapak lagi dan satu jembatan bambu yang super seram. Masalahnya adalah gue pakai Vespa, yang body-nya enggak nyaman banget buat melewati jembatan sempit tanpa penghalang apapun di sisi-sisinya. Tapi karena di bantu bapak-bapak tadi, Vespa gue berhasil melewati jembatan itu. Dalam hati, gue bingung, "gue nanti baliknya gimana?".

Setelah Vespa gue sampai di seberang jembatan, si bapak kemudian memberitahu.

"Kalau pulangnya enggak ada nolongin lewat sini, nanti lewat jalan ke atas aja. Lewat sana juga bisa".

Kenapa enggak ngomong dari tadi pak? ngapain gue panik-panik lewat jembatan itu tadi kalau ada jalan lain?. Untung enggak jatuh.. hhhh...

Beberapa saat kemudian gue pergi dan sampai di tempat seperti tadi namun lebih luas. sepertinya dipakai untuk parkir motor apabila High Season. Kebetulan pas gue kesana itu di weekday, jadi warung-warung tidak ada yang buka satupun.

Vespa Adventure
Untuk menuju Curug Cigumawang, kita harus ke atas lagi mengikuti aliran sungai kecil. Disini jalan sudah di semen dan banyak terdapat warung. Bayangan gue adalah; gue menyusuri sungai ke dalam hutan untuk menuju air terjun ini. Ternyata eh ternyata air terjun ini hanya berjarak beberapa meter saja dari warung. Disamping air terjun bahkan terdapat kamar ganti dan gazibu. Air terjunnya sendiri sudah dibuat kolam agar airnya terbendung dan orang yang berkunjung bisa berenang disana. Dari semua air terjun yang pernah gue datangi, ini adalah air terjun termasuk kategori "tidak indah" menurut gue. Mungkin nilai 4 dari 10.

Di Warung Dekat Air Terjun

Air Terjun Cigumawang
Ke air terjun itu enggak afdol kalau kita enggak nyebur. Kemudian gue langsung buka celana, baju, ambil kamera dan nyebur.

Sewaktu gue kesana terdapat dua kelompok pemuda seumuran anak SMA. Ada sesuatu yang enggak pernah gue mengerti kalau gue main ke air terjun yang ramai kayak begini. Yaitu; kenapa mereka harus keramas di air terjun? sudah begitu bungkus shamponya dibuang begitu saja. Apa enggak bisa keramas di rumah saja? Hhhh..

Ditambah lagi ada bapak-bapak penjaga kawasan datang ke gue, kemudian bertanya; "Kok sendirian a? ceweknya mana? biasanya yang kesini sama ceweknya lho". Hhhh.. "Jadi yang jomblo enggak boleh kesini pak? ah kumaha sia we pak!" kata gue dalam hati. Kemudian si bapak itu menagih uang masuk sebesar Rp. 2500. Ah si bapak to the point saja padahal, enggak usah nanya mana ceweknya segala pak.

Secara overall menurut gue, air terjun ini sudah 75% rusak. tapi masih ada pemandangan yang bagus. Disana juga terdapat lahan yang bisa dipakai untuk mendirikan tenda. Kalau kalian mau bertenda mungkin tempat ini bisa dijadikan destinasi.


Going Home


Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!