Hutan Bakau di Kota Serang 11 Agustus 2015



Perjalanan kali ke hutan bakau. Biasanya orang-orang lebih mengenal hutan bakau yang di daerah Pantai Indah Kapuk. Tapi kali ini hutan bakaunya ada dikota Serang, tepatnya ada di dalam STP (Sekolah Tinggi Perikanan).

Sebelumnya tempat ini sempat booming di akun-akun official travelling di Instagram, karena ada salah satu mahasiswanya yang mem-posting foto di hutan bakau itu. Komentarpun langsung dipenuhi dengan pertanyaan mengenai dimana tempatnya? Bagaimana akses menuju kesana?.

Menurut gue yang membuat tempat itu menarik selain karena bakaunya juga karena ada jalan kayu dan tempat duduknya. Yang bisa dipakai buat foto-foto ataupun bersantai dengan ..ehem si bebep. Disekitaran hutan bakau itu juga terdapat tambak-tambak yang menambah indah pemandangan.

Perjalanan di awali di pagi hari yaitu jam 10:30, atau sepertinya lebih enak di sebut siang. Hehe. Ternyata jalanan tidak selancar yang diperkirakan, kemacetan dimana-mana (nunjuk hati juga). Sampai di kostan Fahmi kami langsung cabut rumput tetangga, lho? Maksudnya langsung berangkat lagi ke kostan Nisa. Katanya dia tadi sambil nunggu, makan mie ayam dulu. Mungkin sudah 15 mangkok mie ayam Nisa habiskan untuk menunggu kami.

Perjalanan lurus ke utara melewati Pasar Rau. Memutar melalui imigrasi kota Serang, kemudian lurus lagi menuju utara. Sampai pertigaan Pontang, kami belok kiri. Tempat dimana restoran-restoran Pecak Bandeng berada. Ikuti jalan sampai mengarah pelabuhan Karangantu. Disana ada papan nama Sekolah Tinggi Perikanan. Ikuti jalan terus sampai ada gerbang di sebelah kanan kalau dari arah utara. Beberapa menit sampailah kami di gerbang utama STP. Karena tidak ada yang menjaga, kami langsung saja masuk ke dalam. Hehe, metal. Jangan dicontoh ya.

Hutan mangrove berada di sebelah kiri kampus STP. Pas turun dan memasuki hutan mangrove tersebut gue sedikit kecewa karena enggak luas seperti yang gue bayangkan. Tapi overall sangat bagus. Ada tempat duduk, ada tempat sampah dan ada saungnya juga yang bisa dipakai buat rapat RT.

Di sekelilingnya terdapat tambak udang, sementara di bagian depan terdapat persemaian pohon bakau (bibit bakau).

Waktu kami kesana banyak sekali pemuda-pemudi yang ke hutan bakau itu juga. Sama seperti kami, mereka juga berfoto. Tapi kami sedikit ekstrim. Gue tidur-tiduran dan naik pohon, si Fahmi buka baju sambil tahan nafas biar kelihatan macho, sementara si Nisa bertapa minta wangsit. Teu baraleg kabeh kalau kata orang sunda mah.

Puas dengan hutan bakau kami langsung ke mesjid buat bobo siang. Ya enggak lah.. buat menghadap sang pencipta. Setelah itu kami meninggalkan kampus STP sambil memberikan senyuman manis kepada penjaga gerbang yang ternyata cewek-cewek cakep berseragam. Tapi kami dibalas dengan ekspresi singa kelaparan. Kemudian gue tancap gas.

Kami sempat berhenti di area tambak yang sudah kekeringan. Namun kebingungan untuk melewati sungai kecil yang ada disana. Dikejauhan terlihat mamang-mamang sedang memancing sendirian. Sabar ya mang.. kelak mamang pasti ketemu personel JKT48, jangan bersedih mang.

Jalur pulang kami melewati Keramatwatu Serang, langsung belok kanan dari gerbang depan STP. Jalur lebih cepat dan jalan lebih bagus.

Kemudian kami makan siang dan setelah itu pulang.

Gue berharap sih semakin terkenal tempat ini, semakin banyak yang datang tapi dengan kesadaran. Kesadaran untuk buang sampah pada tempatnya. Karena disana banyak tempat sampah kok. Buat para perokok juga, puntungnya jangan main lempar-lempar saja. Kumpulin, ketemu tempat sampah baru dibuang. Soalnya sayang aja kalau tempat eksotis kayak gini jadi enggak indah lagi gara-gara penikmatnya itu sendiri.

Thanks for reading.

Bertapa
Saung di Tengah Hutan Bakau


Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!