Beat Lintas Danau

(10/01/2012) Pagi yang malas seperti biasanya, alarm hanya jadi hiasan walaupun akhirnya gw bangun juga. Bukannya langsung mandi, malah sibuk nge-check timeline twitter (berharap ada retweet dari dia, hahaha..).

Ribet dengan semua barang yang akan dibawa ke kantor, laptop, buku, hardcopy buat presentasi, kaos kaki, sepatu, dan yang terakhir sibuk nyari-nyari ID badge. Memang gw pelupa yang kronis. Jadi ingat kejadian minggu lalu di mall cilegon. Hari itu hampir 10 menit gw mencari-cari tempat dimana gw parkir sepeda motor gw. 'Waduh motor dimana yak!? perasaan disini.., waduh apa ilang yak?? mampus nih! mana motor kaka gw lagi.. hadooh'. Tapi akhirnya ketemu. (senang sekali rasanya).

Dan bus pun berangkat meninggalkan gw di bawah mendungnya awan pagi. 'Ah sial.. pake motor lagi deh gw'.

Bergegas menuruni anak tangga, gw menyalakan motor gw dan mencoba untuk memanaskan mesinnya. Waktu begitu cepat berlalu dan akhirnya gw berangkat. Diperjalanan gw bertemu Asep yang juga ke tempat kerja dengan menggunakan sepeda motor, kerena kuda besi Asep lebih besar dan bertenaga dalam 5 menit hilanglah Asep.

Melihat jam yang sudah sangat telat bagi gw unutuk masuk kantor, gw akhirnya memutuskan untuk tidak membeli sarapan pada hari itu. Jadi tukang nasi uduk gw lewati.

Gw melihat speedometer, gw melihat skala dari bensin motor gw waktu itu. Gw berpikir 'Gak akan cukup nih kalau bensin segini lewat mancak mah.. okelah, gw lewat jalur biasa aja, mudah-mudahan udah bener jalannya'.

Entah sepertinya gw merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Dimulai dari macet dan.. benar saja, ternyata jalanan banjir super. Tapi jangan bilang Adit ganteng kalau gw menyerah begitu saja. Banjir gw terobos! (walaupun sedikit oleng).

Perjalanan masih berlanjut. Sambil mengendarai motor dan gw melihat 'Ini ada ape lagi!??? etdah..'. Dan ternyata dari jauh sudah terlihat banjir yang begitu panjang dan gw melihat motor yang besar saja sudah kepayahan. 'Mampus!'. Berpikir karena motor gw ini sangat imut dan tidak mungkin membelah lautan yang berwarna coklat itu akhirnya gw memutuskan untuk "potong kompas". Kalau di hutan arti dari potong kompas ini adalah mencari jalan singkat, disini gw berarti memotong untuk jalan yang lebih panjang namun bebas banjir.

Maka terpotonglah kompas itu (lho?).

Motor berjalan di belakang mobil Suzuki yang lambat. Gw terjebak di belakangnya karena jalan waktu itu sangat tidak memungkinkan bagi gw unutuk menyalip. Tapi yasudahlah.. gw ikhlas.

Tapi hati gw mendadak gak ikhlas, setelah gw tersadar akan skala bahan bakar motor gw yang sudah diambang kehausan. 'Mampus nih! mana masih di pedesaan gini lagi, daritadi gak ada tukang bensin.. sial'. Tapi tak lama gw menemukan warung yang menjual bensin. 'Thanks God'. Setelah selesai membeli bensin dan sedikit ngobrol-ngobrol dengan bapak warung akhirnya gw kembali berangakat dengan sedikit petuah dari bapak warung waktu itu yang katanya 'Nanti belok kiri, turun!'. Maka dengan instan reflek setelah gw menemukan jalan ke kiri, gw langsung belok.

Gw menuju jalan "Lingkar Cilegon". Jalan yang berlubang dan berlumpur, gw memutuskan untuk berjalan sesuai rencana yaitu jalur biasa. Tapi apa mau dikata, setelah gw lelah melewati jalan berlubang. Ternyata di pertigaan gw terperangkap kemacetan yang luar biasa. Gw melihat disana ada bus jemputan gw yang terperangkap, gw tersenyum licik dalam hati 'Rasain lo! ninggalin gw sih! hahaha'. Tapi sejenak gwkembali berpikir 'lha gw juga nasipnya bagaimana?? masa gw tua di jalan?'. Akhirnya gw memutuskan utuk putar arah kembali ke jalur mancak.

Putar arah ke jalur mancak ini sama saja dengan gw kembali ke tempat banjir gw yang kedua, tapi apa boleh buat. Di jalur mancak sangat sepi, karena anak sekola yang tadnya ramai di jalan sudah tidak ada karena sudah masuk. Gw ngebut perlahan (<-- kata-kata yang aneh). Ya maksudnya dengan hati-hati. Dan Akhirnya gw sampai di kantor jam 08.40 pagi, berbarengan dengan bus jemputan gw.

Pesan gw:
Mending liburan jangan ke anyer deh!

Comments

Popular posts from this blog

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri