Merasakan Ketinggian Di Canopy Trail Cibodas


Buat yang ingin merasakan sensasi berjalan sepanjang 133 meter di jembatan gantung yang berada di ketinggian 42 meter, maka kalian kudu nyobain ke Canopy Trail Cibodas. Jembatan gantung ini berada di dalam wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Pas gue datang ke tempat ini, begitu sepi karena kalah pamor dengan Gunung Gede-Pangrango dan Curug Cibeureum. Selain ini memang harga tiket masuk ke tempat ini cukup lumayan mahal. Yakni sekitar 35.000 Rupiah, enggak tau yah.. mungkin udah kena inflasi lagi.

Jadi di suatu hari yang penat, gue memutuskan untuk pergi menghirup udara segar ke Puncak bersama temen gue Debbie dan Mehonk. Tapi karena sodara Mehonk itu budak harta (lembur), maka tinggal gue dan Debbie. Berangkatlah gue menggunakan sepeda motor menuju kawasan Puncak, ditengah jalan sempet berenti di Warung Mang Ade (tempat ngumpul MTB-ers). Karena hujan gede, kemudian kita nunggu sampai Magrib untuk kembali melanjutkan perjalanan. Sebatang lagiiiiiii...!

Sampai di Bumi Perkemahan Mandalawangi udah jam 9 malem, waktu itu hujan gerimis dan enggak ada penjaga sama sekali . Kita kemudian bingung mau jalan kemana? tapi di belakang kita ternyata ada segerombolan orang yang sepertinya kemping juga di Mandalawangi ini.

"Masuknya harus ngolong dulu A..". Kata mereka.

Wah kayaknya seru nih ngolong-mengolong, (langsung ngeluarin sarung kemudian bikin ninja-ninjaan).

Setelah ninja berhasil masuk Buper tanpa diketahui, kemudian kita mendirikan tenda di suatu tempat di deket danau. Waktu itu gelap dan capek banget jadi asal nemplok, kemudian gue langsung molor. Sementara si Debbie lanjut nonton film yang bikin gue puyeng karena kagak ada subtitlenya.

Dulu jaman gue masih SMA, gue sering ke daerah ini, tapi gue ngecampnya di Buper Mandalakitri (dibawahnya Mandalawangi). Sementara di Mandalawangi ini gue baru pertama kali.

***

Pagi hari menyapa kami, kemudian kita menyambut hari. Sebenernya mah terpaksa sih.. karena panas dan kalau mau lanjut molor juga silau banget kena mata.

Kita tersadar karena kita kemping di tempat yang kurang mantap. Di dalam Buper ini ternyata banyak spot untuk mendirikan tenda yang asik. Seperti di tepian danau, di bawah pohon (sekalian hammockan), atau di deket toilet jadi biar gampang kalau mau beser. Harus dicoba!.

Camp

Danau buatan di Buper Mandalawangi

Hammockan dulu
Puas berfoto-foto didalam Buper Mandalawangi kami kemudian keluar untuk menuju Canopy Trail Cibodas. Setelah membeli tiket di tempat ticketing TNGGP kami kemudian mulai menelusuri jalan setapak menuju Canopy tadi. Ohiya, untuk mencapai tempat ini kita di wajibkan untuk menggunakan jasa guide, kalau tidak salah tarifnya adalah 50.000 Rupiah. Mahal kan? Anjir banget deh pokoknya!. Tapi kepalang edanlah..

Ternyata jalurnya menurun ke lembah-lembah. Karena kalau menuju Curug Cibeureum atau Gunung Gede-Pangrango itu ke arah atas. Jalurnya sendiri seperti jarang banget dilewatin. Terlihat papan petunjuk yang sudah memudar dan beberapa pos yang sudah terbengkalai.

Hingga sampailah kita di sebuah tangga yang menuju pohon besar, kemudian kita melewati pintu yang digembok. Dan taraaaa! ternyata itu salon ceu Odah, terlihat ceu Odah sedang mengepang rambut mang Ucup yang juga diwarnain pink. Bukan deng.. sampailah kita di Canopy Trail Cibodas! Yeaaah.

Jembatan ini cukup panjang dan memuaskan hasrat kita. Bapak guidepun sepertinya tau kalau kita mau narsis lama. Akhirnya dia menunggu di ujung sambil melamun, entah ngelamunin apa? sepertinya sih sedang ngelamunin makanan karena terlihat sambil memakan-makan kabel baja.

"Pak! jangan dimakan pak! nanti kita semua jatoh!" Tapi kemudian gigi bapak Guide rontok satu-persatu.

Belakangan diketahui kalau bapak guide ini sangat mengidolakan Limbad. Wah pantes aja..

Jembatan gantung diantara dua pohon ini memang bikin menegangkan. Mengingat beban gue dan Debbie, ini mengakibatkan jembatan bergoyang cukup dasyat. Untungnya bukan goyang dribel, tapi tetep aja menegangkan.

Buat yang mau kesana disarankan untuk membawa tongsis yang super panjang seperti yang Debbie bawa. Karena jadi kelihatan semuanya, panjang dan tinggi si Canopy Trail. Tapi jangan bawa tongsis sepanjang 1 kilometer juga, nanti kejauhan. Yang pendek juga jangan, karena kurang mantap, para cewek-cewek biasanya hapal banget hal ini.

Petapa

Pake tongsis super panjangnya si Debbie
Perjalanan berlanjut ke sebuah air terjun yang bernama Curug Ciwalen. Kesan saat gue pertama kali sampai di air terjun ini adalah; tersembunyi dan bersih. Yup! air terjun ini jarang banget dikunjungi, beda dengan air terjun Cibeureum yang begitu ramai dan banyak sampah. Air terjun Ciwalen ini seperti kata cukup. Tidak kurang dan tidak lebih. Kalau air terjun ini divisualisasikan sebagai seorang cewek, itu seperti cewek yang manis. Enggak cakep juga enggak jelek, tapi manis.. kayak gue lah (lho?). Disini juga terdapat saung untuk kita duduk dan beristirahat.

Trek menuju Curug Ciwalen
Curug Ciwalen
Selesai dari air terjun Ciwalen ini kami kemudian kembali pulang. Tapi sebelum pulang kami isi perut dulu di sebuah tempat makan yang super lezat. Mungkin nanti gue tulis terpisah.

Comments

Popular posts from this blog

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri