Ciremai: Bakso Kusno, dynoboy Dan Counterpain Bagian 3

Somasi terhadap si manja

Pagi hari di camp pertama kali kami. Terdengar kicauan kakak Benny, yang kemudian mengagetkan kami (gw, Haqi dan Nunu) yang masih dalam keadaan linglung banyak beleknya. Tak lama kemudian kami langsung, langsung tidur lagi sebentar. Maklum masih cape, hehe... Sementara yang lainnya mulai memasak. Hemm.. gw rada lupa hari itu kita masak apa., tapi yang pasti kami membagi masakan itu menjadi berpasang-pasangan. Dan perkataan dudul terlontar dari sang mobil mogok.

"Gw gak mau makan nasi ah"

Langsung dahi gw dan Haqi mengkerut seperti ingin mengatakan..

"What!!!??? Emangnya elu mau makan apa!?"..
"Ciaaaatttt!!!!" (bayangankan saja kalau orang menjitak)

Akan tetapi terlihat sekali mimik pasangan kontrak (apalagi yang cewek, sepertinya sangat berharap) yang menjadi sedikit salah tingkah. Hehe.. Kegiatan masak-memasak sudah selesai, kami kemudian melakukan perbincangan yang topiknya tidak jauh sekitar "suara" dan "summit attack" yang gagal. Dan rupanya semua mendengar suara itu kecuali gw sama Haqi, saking nyenyaknya. Malah mereka membicarakan diri gw yang mengigau, padahal kan mana mungkin orang seimut gw mengigau. Gak mungkin banget! (membela diri).

Sedikit demi sedikit kami mulai mem-packing barang bawaan kami. Sebelumnya gw sempat mengsomasi Indah karena tindakan manjanya.

"Ini SB gw packing tapi lu harus janji gak manja lagi! awas lu!"

Indah..

"Iyah.. gw dimarahin mulu.." (ekspresi orang yang meminta tolong akan tetapi yang terjadi malah kena marah)

Hari semakin siang, setelah selesai packing kami langsung melanjutkan perjalanan kami. Tapi sebelumnya disuguhi tontonan Anjar yang terlihat kebingungan mem-packing tenda payung berteras kebanggaannya itu. hehe.. (tertawa dalam hati). Packing telah selesai akan tetapi kami memutuskan untuk naik ke puncak tanpa membawa tas keril. Setelah barang dipisahkan, kami kemudian menaruh barang bawaan kami jauh ke dalam hutan dan berdoa saja tidak ada yang menggambil.

Jaket distro dan konflik rumah tangga tertinggi



Setelah selesai berdoa kami melanjutkan perjalanan. Seperti kejadian sebelum-sebelumnya jarak tempat kami beristirahat hanyalah sekitar 10-15 menit. Tapi kali ini kami tidak menyesal, karena Pos 5 Tanjakan Asoy tempatnya sama sekali sulit untuk mendirikan tenda. Perjalanan terus kami lanjutkan, kali medan benar-benar menajak sering kali kami melewati jalan setapak yang sangat sempit yang hanya cukup untuk satu kaki. Jalur begitu licin saat musim hujan, banyak pulan akar-akar pohon yang memotong jalan yang apabila tidak berhati-hati maka kita akan tersangkut.



Jalanan mulai terbuka, kami hampir mendekati batas vegetasi. Disini Haqi terlihat sekali kepayahan membawa keril makanan. Haqi yang waktu itu menjadi montir nyasar kemudian sedikit kesal dan membanting kerilnya.

"Tenang Qi, ada aa Chentonx disini". Dan keril pun pindah ke gw, tidak lama gw encok. Sial..tapi untung ada si dynoboy, yang dengan senang hati memanggul penderitaan gw. hehe.. . Disisi lain kakak benny terlihat sibuk sedang memfoto alam sekitar. Sebelumnya Haqi sempat kaget karena lensa kameranya terdapat jamur. Sedikit menunjukan ekspresi putus asa. Tapi kemudian kameranya diserahkan ke kakak Benny untuk di hilangkan jamurnya. Padahal tadinya gw mau ngasih obat jamur di tas P3K gw. Dan semenjak kakak Benny asik dengan kameranya, di paling belakang terlihat wajah manyun indah yang ngarep diderek.

Melewati pertigaan jalur Apuy, Palutungan dan Puncak kemudian kami melewati diding goa walet dan langsung menuju puncak.



Kabut tipis menghembus, keadaan waktu itu sepertinya mau hujan. Gw gak tau jam berapa, tapi pas gw liat stopwatch gw ternyata waktu berjalan kita adalah 15 jam.



Sekitar 1 jam lebih kami berfoto-foto, kemudian rintik hujan turun. Dengan kebingungan kami langsung mencari tempat berlindung. Akan tetapi gagal. Tapi disini lah akhirnya pertengkaran rumah tangga terjadi.

"Neng, tukeran jaketnya sama giegie". Kata Anjar.

"Enggak ah" kata Cucu sambil menghindari Anjar. dan Anjar pun sedikit memaksa.
"Enggak ah, kasian giegienya nanti" (hemm.. co cwiiit..). Padahal kan gigi gak akan sakit kalau kita sikat gigi terus.. -.-a

[pertengakaran berlanjut, Cucu mempertahankan jaket distronya]

Sementara di tempat lain Chae juga memakai baju distro yang bermerek sama. Tipis!. Haduh.. pada stress nih naek pake yang tipis-tipis. Mentang-mentang bibirnya tebal (lho?). Dan Haqi kemudian bersedia menukarkan jaketnya kepada Chae, karena haqi sebelumnya sudah double memakai wearpack. kalau gw? Sori-sori aje.. pacar bukan! :P

Kembali ke Cucu dan Anjar.

Karena hujan semakin deras dan angin semakin dingin. Jadi akhirnya gw turun tangan.

"Chu, udah ganti jaketnya cu!". Kata gw.

Entah kenapa, mungkin karena wajah gw yang sudah terlanjur seram. Akhirnya cucu menukarkan jaketnya kepada anjar.

Comments

Popular posts from this blog

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri