Ciremai: Bakso Kusno, Dynoboy Dan Counterpain Bagian 2

Jauhnya Pos 1

Dari kejauhan terlihat Benny yang melambaikan tangan sambil memegang gorengan. Kemudian kamipun beristirahat di sebuah warung di sebelah Pos TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai). Sejenak kami packing ulang perlengkapan kami, sementara para wanita sibuk mencari tempat buang air kecil. Tidak tahu yah, kalau para wanita mau buang air kecil itu seperti sebuah perjalanan yang panjang sekali. Pertama sibuk mencari teman, kedua sibuk mencari tempat. Gak penting!

Kemudian kami sejenak berdoa untuk perjalanan kami. Dipimpin oleh yang sudah berumur tentunya (Benny).

Dari pertigaan Pos pendaaftaran kami berbelok menuju jalan ke arah gunung. Jalanan aspal menanjak yang kemudian di susul jalan kecil berbeton. Sebelum jalan beton kecil ini kami melihat warung yang menjual suvenir-suvenir gunung. Tidak terlalu bagus kualitasnya, namun lumayan untuk kenangan.

Di jalan beton sempit ini terdapat kandang sapi, jadi jangan heran dengan udara yang tiba-tiba menjadi tidak sedap. Setelah kurang lebih 15 menit kami sampai pada jalan setapak di area ladang, harus berhati-hati disini karena pada waktu musim hujan jalur ini menjadi gempur dan baanyak sekali motor yang berlalu lalang. sekitar 15-20 menit kemudian kami sampai pada sebuah shelter pendakian. Ini bukan Pos tapi lebih seperti shelter pembuka untuk perjalanan kami yang sebenarnya. Kamipun beristirahat disini, tubuh gw yang begitu bercucuran keringat karena memikul kulkas akhirnya beristirahat. Sedikit menerima pijatan dari Chae, yang walaupun tidak begitu efektif tapi sedikit mengurangi encok yang gw alami. Thanks Chae :). Di Shelter ini juga akhirnya Haqi dan Cucu bertukar keril. Well that is risk to be a man.Setelah perbincangan yang cukup panjang akhirnya kami melanjutkan perjalanan. Awal jalur begitu landai diselingin dengan jalan menanjak yang tidak begitu terjal. Terdiri dari banyak pohon cemara, medan tanah sedikit berbatu, kadang juga jalur tertutup oleh semak-semak dan pohon yang runtuh. Ingat waktu itu kami melewati sungai kering dan jalan menanjak ke atas dengan jalur yang sudah tertutup tanah yang longsor, jadi harus sedikit berhati-hati disini.

Setelah berjalan cukup lama, sekitar 3 jam berjalan kami akhirnya sampai di Pos 1 Cigowong. Yang sungguh di sesalkan disini adalah bahwa kami sempat beristirahat cukup lama yang hanya berjarak 5 menit sebelum  Pos 1 Cigowong. Hadehhh..  Di pos ini kami mengambil air, karena di atas tidak ada air sampai dengan Goa Walet, karena di pos ini terdapat sungai yang lumayan bersih. Di pos ini juga terdapat toilet yang lumayan berfungsi, jadi kami bisa membuang muatan disini. Hehe..

Belasan jam yang melelahkan dan suara meraung yang tidak terdengar

Perjalanan ke Pos berikutnya menghabiskan waktu 1-2 jam, dimana terdapat jalur yang ditutupi oleh pohon tumbang. Sehingga kita harus merangkak ataupun meloncat.

Pos 2 adalah Kuta. Dari pos 1 sebenarnya hanya membutuhkan waktu 30 menit, tetapi karena kami masih nubie jadi kami membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk mencapai pos ini. Jalur menuju pos ini mulai menanjak disertai turunan ketika berpindahan punggungan gunung.

Pos 3 adalah Pangguyangan Badak. Jalur kurang lebih sama seperti dari pos 1 ke pos 2, namun jalurnya lebih memakan waktu. Butuh sekitar 45 menit untuk pendaki senior, sementara sekita 1,5 jam untuk pendaki seperti kami.

Pos 4 adalah Arban. Jalur mulai banyak menanjak dan memakan waktu yang lebih banyak daripada jalur-jalur sebelumnya. Kami bertemu pendaki lain yang sudah memasang tenda disana, sepertinya mereka akan bermalam disana. obrolan yang cukup panjang dan akhirnya mereka mengetahui bahwa mereka adalah juniornya Benny. Kakak Benny ternyata selalu terlihat tua dimana-dimana.


Kamipun melanjutkan perjalanan.


Di jalur ini seingat gw, kami beristirahat makan sore disini. Disini juga terdapat kancil yang tidak lagi mencuri ketimun, tapi si kancil mencuri bakso. Yang menjadi lucu adalah kuah mie yang di santap dengan kombinasi apa saja. Pertama kuah mie begitu kental dan sedikit kemudian kami encerkan. Setelah habis mie yang tersisa hanyalah kuahnya. Sesaat Anjar mulai sibuk mencari sesuatu.

"Entar dulu! entar dulu!"

Gw dan yang lain mulai kebingungan dengan apa sebenarnya maksud Anjar waktu itu, tetapi tetap kami masing-masing sudah standby dengan sendok yang sudah di pegang erat merekat di tangan kami. Dan kemudian keluarlah Happy Toss, Anjar langsung membuka dan meng-muluruk-an si Happy Toss tadi. dengan sigap kami langsung menyantap dan dalam hitungan detik Happy Toss dengan bumbu kuah mie bakso kusno pun lenyap dari peradaban.


Hari mulai malam, kamipun menyiapkan peralatan mendaki malam kami.

Jalur lebih terjal dari sebelumnya, banyak sekali akar pohon yang sesekali membuat kami tersandung. Sementara gw dan tim belakang sedang seriusnya menanjak. terhisap secara tidak sengaja gas yang terbuang secara sengaja oleh Anjar. Seperti terkena durian busuk yang runtuh saat itu. iyaaaakss!!!. Sementara terdengar di belakang mobil mogok yang yang mengeluarkan suara-suara manja yang mengharapkan di derek. Hadehh..

Gw tidak hapal jam berapa waktu itu, teteapi yang gw ingat kami sudah mendaki selama 11 jam. Akhirnya setelah menemukan lahan yang luas, kami memutuskan untuk bermalam disana.

Disaat mendirikan tenda, Anjar sempat menyombongkan diri akan tenda payung miliknya.

"Ini mah ngediriin nya langsung Chen.. Cepet nih.."

Seiring kami yang lainnya mendirikan tenda dome kami yang hampir selesai, terlihat Anjar yang masih kesulitan merangkai tenda payungnya.

"Haha, mamam tah tenda payung!"

Kemudian wajah Anjar mengkerut, sementara Cucu terlihat seperti tertawa dalam hati. Mungkin tidak ingin menyakiti hati cowoknya. Hehe..


Hari mulai malam, disaat kami sudah selesai memasak dan makan malam. Kemudian sebentar kami sempat berkumpul bersama dan berbincang-bincang. Counterpain sangat laku sekali saat itu. Tangan, kaki, leher, perut sampai mukapun di counterpain. Tapi tidak ada yang lebih enak daripada punggung yang sudah menerima beban si kulkas dyno yang di counterpain oleh si bibir vibram. :). Lama kelamaan kami mulai kehabisan tenaga, gw dan Haqi memutuskan untuk tidur lebih awa, dengan alasan akan summit attack jam 2 pagi. Sementara yang lainnya ada yang masih sibuk menyalakan api unggun dan memasak.


Jam 1 pagi, gw terbangun sebentar untuk membuang air kecil. Kemudian melanjutkan tidur kembali. Jam 2 gw terbangun kembali, dan mulai menanyakan kepada Haqi perihal summit attack. Dan waktu itu spertinya hanya wacana belaka. Kemudian Haqi yang terbangun menanyakan perihal summit attack, yang langsung gw bales "tidur bae lah..".

Dari tenda lain terdengar suara Nunu yang manja terhadap Haqi.
 
"Yang, aku boleh pindah ke tenda kamu gak?.."

Kemudian Nunu pun pindah, yang disertai dengan kicauan-kicauan..

"Aku gak bisa tidur, tadi ada suara.. bla..bla..bla..".

 Gw dan Haqi sempat bingung.

"Suara apaan sih? koq kita gak denger??".  Dan Nunu kembali berkicau kembali.

"Suara kayak binatang buas gitu.. bla..bla..bla.."

Sedikit menempel dengan ketek Haqi. "bla..bla..bla.." dan kemudian  suara menjadi hening..

"zzzzzz...". Si kancil pun tertidur. dan summit attack pun gagal.

Comments

Popular posts from this blog

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri