Menikmati sore di Batu Gede Sayar di kota Serang


Sebenarnya banyak tempat di kota Serang ini yang bisa didatangi untuk melepas penat atau bahasa gaul sekarangnya adalah Healing. Tapi karena kurang terekspos dan terawat dengan baik, jadinya kurang terkenal. Seperti salah satunya Batu Gede Sayar yang ada di kota Serang.

Kenapa bisa menjadi tempat yang menarik, karena tempat ini menyuguhkan pemandangan sawah yang luas ketika kita berada di atas batu atau tebing.

Untuk menuju ke tempat ini kita tinggal menyusuri jalan Empat Lima di kota Serang dengan patokan SDN Cikentang. Iya Cikentang, kemungkinan para murid di SD ini kalau main game PUBG atau FreeFire, musuhnya ditembak seberapa kalipun enggak pernah kena. Makanya menjadi SDN Cikentang. Nanti ketika para murid sudah menjadi gamer profesional mungkin akan berganti menjadi SDN GGWP.

SDN Cikentang

Di perjalanan kita dapat melihat sawah di sebelah kiri, juga ada coffee shop yang lumayan estetik. Sayangnya waktu gue kesana coffee shop-nya sedang tutup, karena hari senin.

Papan petunjuk jalan sudah terpasang dengan sangat rapi, hasil kerja mahasiswa yang KKN disana. Jadi kita tinggal mengikuti arahan papan petunjuknya saja.

Beberapa meter sebelum sampai, kita belok ke jalan kecil yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan motor. Hingga sampailah ke parkiran motor yang ada bangunan semacam warung, yang waktu gue kesana lagi tutup karena kemungkinan bukan di weekend.

Dari parkiran itu kita berjalan kaki kurang lebih sepuluh menit tergantung dengan kekuatan dengkul masing-masing. Karena gue sudah rada tua dan berat badannya over, maka gue mendaki lebih dari sepuluh menit.

Tempat duduk yang kalau gue dudukin meleot

Tips dari gue sebagai pendaki yang sudah berumur, bawalah bekal. Setidaknya minum dan bacang, karena di atas tidak ada Indomaret.

Di tebing ini ternyata juga suka dipakai untuk panjat tebing, karena terlihat banyak hanger-hanger di sisi tebing. Belum tau detailnya seperti apa, tapi kalau kita punya peralatannya sepertinya bisa untuk panjat tebing disana.

Dengan napas ngos-ngosan, akhirnya gue sampai di puncak tebing. Seperti biasa disana sudah ada orang-orang yang pacaran dan anak-anak kecil yang sedang healing juga.


Gue rasa tempat ini bisa dimaksimalkan lagi, asal jangan sampai ada jembatan cinta saja. Karena kita semua sudah muak. Oh iya, untuk parkir motor tarifnya 5000 rupiah.

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri