Catatan Perjalanan Gunung Krakatau: Snorkeling dan Hiking 30 Oktober - 1 November 2015



Catatan perjalanan ini memang kurang up to date. Karena gue kalau lagi males, pasti males banget. Tapi berhubung gue pengen mengabadikan cerita perjalanan gue, sehingga disaat gue tua dan pikun nanti gue bisa baca lagi cerita-cerita perjalanan gue. Maka gue akan coba tulis catatan perjalanan ini seinget yang gue mampu.

Gue udah lama tinggal di Banten, beberapa tahun di kota Cilegon dan sekarang di kota Serang. Bahkan di tempat gawe gue yang di pinggir laut, bisa terlihat jelas anak Gunung Krakatau seperti melambai-lambai di seberang lautan sana.

Waktu itu gue udah memulai memperluas tempat traveling gue. Dari hanya mendaki gunung kemudian mencoba eksplorasi pantai dan kota. Sebenernya karena badan udah enggak sanggup lagi sih manggul keril berat-berat ke atas gunung. Hehe..

Gue duduk di tangga pelataran di Pelabuhan Merak yang menjadi titik temu kami yang ikut open trip anak Gunung Krakatau ini. Sambil menunggu temen-temen gue yang dari jakarta menggunakan kereta Krakatau, gue kemudian bertemu temen gue yang kebetulan lagi kerja di Cilegon. Namanya Kodok. (Nama disamarkan karena biar asik aja ceritanya).

Sekitar jam setengah 3 pagi kereta datang dan temen-temen gue mulai turun. Ada Mehonk, Deboy, Icha, Kika dan Kiki. Sementara dari kejauhan datang sosok dari kegelapan yaitu Cudel.

Singkat cerita kami kemudian naik ke kapal Ferry menuju Lampung.

Team nasi bungkus

***

Enggak banyak yang bisa diceritakan di atas kapal, karena langit masih gelap jadi enggak bisa ngeliat apa-apa di luar selain lampu-lampu kota.

Setibanya di Pelabuhan Bakeuhuni Lampung, kami langsung menyambung naik angkot kuning menuju Dermaga Canti untuk selanjutnya menginap di pulau Sabesi.

Menuju dermaga Canti
Sampai di Dermaga Canti kami kemudian naik perahu ukuran medium yang berjubel karena jumlah orangnya terlalu banyak. Belakangan diketahui kalau ada sekelompok orang yang ikut kedalam opentrip ini. Waktu itu kami menggunakan jasa opentrip My Permata Wisata.

Dermaga Canti
Perahu ini mesinnya terbuka ditengah dan didalam kapal, sehingga asap hasil pembakaran mesin sedikit terhirup olah kami. Karena gue orangnya gampang banget mabok laut. Akhirnya gue memutuskan untuk duduk di luar sehingga kalau mabok laut, gue bisa langsung eksekusi. Wkwkwkwk..

***

Sesampainya kami di Pulau Sabesi, kami langsung menuju penginapan. Ada banyak penginapan disini, kita diberikan penginapan yang deket ke pantai. Ada yang bentuknya seperti rumah dengan beberapa kamar, ada juga yang bentuknya hall gede semacem tempat pengungsian dengan kasur yang berjejer.

Kami diberikan waktu itu istirahat sebelum kami berangkat untuk snorkeling di sore hari. Menurut gue spot snorkeling disana enggak cukup eksotis, tapai kalau untuk seru-seruan tetap asik. Menjelang malam hari kami diajak ke pulau terdekat untk melihat sunset, Kalau enggak salah Pulau Menggunang. Pasirnya cukup luas disini kita bisa melihat matahari terbenam cukup jelas.
Yang penting gak ngehirup asep solar di dalem
Trio perut buncit
***

Menurut gue hari kedualah yang cukup memuaskan, kita berangkat jam 4 pagi menggunakan kapal untuk menuju Anak Gunung Krakatau, perjalanan 4 jam cukup membuat melelahkan. Tapi di perjalanan kita disuguhi pemandangan langit yang berubah dari gelap menjadi jingga dan biru.

Sampai di Anak Gunung Krakatau kami kemudian melanjutkan dengan menggunakan perahu kecil begantian, disana terdapat sebuah pos pemantauan beserta ranger yang bertugas. Setelah sedikit memberikan pengarahan kami kemudian langsung berjalan menanjak melewati pasir-pasir untuk ke puncak.

Nanjak
Di puncak kita bisa melihat sekeliling Anak Gunung Krakatau bersama lautnya. Di trip ini ada seorang ibu-ibu yang sudah lumayan berumur tapi kuat banget, bahkan dia kelompok pertama yang sampai di puncak. Sementara itu temen gue cudel ada dibelakang lagi menderek Kika pacarnya, sebaliknya si Kiki yang merupakan kembarannya Kika malah menderek pacarnya yang cowok. Wkwkwk.. over strong si Kiki.

Akhir cerita di Gunung Karakatau ini kami kemudian kembali ke bawah dengan berlari, biar gereget. Antara gereget atau udah lapar pengen makan atau udah kebelet boker sih.

Setelah makan kita lanjut snorkeling di dekat Gunung Anak Krakatau, airnya cukup jernih namun ikan-ikannya enggak banyak. Tapi kita kan pemburu foto underwater, so ada atau enggak ada ikan mah bodo amat. Ya walaupun pas difoto enggak bisa nyelam, pantatnya tetap diatas jadinya kelihatan lucu. Temen gue si Deboy bahkan kena karang sampai lututnya lecet-lecet, yang kemudian dia ngomong.

"Gue mah enggak cocok maen di aer!".

Dan ternyata kata-kata ini kemudian menjadi karma. Sekarang dia malah banyak trip pantainya, ke Derawan, Labuan Bajo dan Bali bahkan sekarang udah punya lisensi Diver. Ini sama aja kayak kasus cewek nolak cowok, kemudian beberapa taun kemudian si cewek jadi cinta mati sama yang ditolaknya dulu. Becareful.. karena cinta itu buta. Eaaa..

Setelah puas nyelem tapi pantat masih kelihatan, kami kemudian kembali naek perahu untuk kembali ke penginapan dan langsung pulang.

Semangat! walaupun kagak bisa nyelem

Ikan pesut

Mau nyelem

***

Penilaian gue buat trip ke Gunung Anak Krakatau ini adalah 6 dari 10 bintang. Enggak ada yang begitu khas selain Gunungnya.






Comments

Popular posts from this blog

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri