Ciremai: Bakso Kusno, Dynoboy Dan Counterpain Bagian 4 (End)

Hangatnya ketek

Hujan mulai deras, setelah kebingungan untuk menemukan tempat berteduh diatas akhirnya kami memutuskan untuk turun menuju goa, walaupun sebenarnya turun ke goa adalah bukan keputusan terbaik karena beberapa tahun yang lalu gw kesana yang terjadi malah makin mengigil.

Akhirnya kami ke goa dan kedinginan.

Para pria segera melepas bajunya untuk mengurangi efek dingin karena baju basah. Mungkin disinilah surga para wanita karena dapat melihat tubuh kami yang six pacs pake banget. Sebenernya para pria juga mengharapkan wanita melepas bajunya. (paragraf tidak di lanjutkan karena mengarah ke vulgar).

akhirnya kami mulai memasak di dalam goa yang dingin itu, kaka Benny dengan jaket mahalnya beruntung hanya sedikit baju yang kebasahan, sementara yang lain basah sampai ke kolor-kolor. Beruntung waktu itu ada yang menawari kami kopi hangat di sebrang flysheet yang berisi pendaki lain. Entah siapa namanya, tapi kami mengucapkan terima kasih.

Waktu berlalu, tangan indah tetap mengempit di ketek kaka Benny, kehangatan ketek mengalahkan bau asemnya. Setelah kami selesai makan kami langsung bergegas naik ke atas, TAPI SESUATU BURUK TERJADI!!! (backsound mencengangkan). KAMI NYASAR!!!. Kami seharusnya ke kiri dahulu sebelum turun, tapi waktu itu gw langsung lurus, haha.. . Tapi karena kami nyasarnya menurun dan plang sudah sangat terlihat jelas juga ada kesatria-kesatria tangguh Anjar dan Haqi jadi ya gw tenang aja. Begitu akhirnya kami keluar dari jalan hina yang menyesatkan itu.


Sempit

Sesampainya di camp kami langsung mengambil barang timbunan kami, mengecek semuanya dan ternyata BASAH!, dan inilah yang menyebabkan muka Anjar akan terus tercoreng sepanjang masa. Apa itu? cekidot!. Akhirnya kami memutuskan untuk berkemah kembali, karena fisik pun tidak mendukung kami untuk melanjutkan perjalanan. Dikala itu semua orang berganti baju, termasuk anjar. Ketika semua orang telah berganti baju dan berkumpul, Anjar ternyata masih di dalam tenda dan percakapan pun terjadi.

"Njar!, keur naon ente!? kadieu ngumpul!" Kata gw.

"Keudeung keur make kancut na Chu heula, kancut urang baseuh kabeh!" Anjar membalas.

seketika semua orang di dalam tenda tertawa.

"Kade ah sararempit! wkwkwkwk"

Kemudian kami makan malam dan tidur. dan kesalahan TERJADI!. Tenda haqi kapasitas 4 orang dan mungkin karena di tenda payung Anjar itu basah dan lembab banyak jemuran beserta kancut dimana-mana akhirnya Anjar menerima ajakan Haqi ke tendanya. Dan kemudian di dalam tenda Haqi berisi gw, chae, haqi, nunu, cucu dan anjar. OMG! overload. Dan karena gw paling pinggir menjaga chae dari kedinginan dan tanpa sleeping bag juga akhirnya gw terjepit dan kedinginan. hadehhh.. . 2 sampai 3 jam berlalu, gw sama sekali gak bisa tidur, kurang kehangatan cinta mungkin (halah). akhirnya gw memutuskan untuk pindah ke tenda anjar yang banyak jemuran kancut itu. #demm

"Selamat pagi!" yang gw ucapkan kepada teman-teman. Gw termasuk yang bangun paling pagi karena gak bisa tidur! (selamat! selamat! anda lolos uji nyali..). Dan akhirnya kaka Benny bercerita.

"Eh tau gak, tadi malem ada yang nangis lho.." kata kaka Benny sambil ngelirik si Indah.

"Kan udah janji gak akan bilang siapa-siapa..." Indah manyun semanyun manyun nya orang paling manyun sejawa-bali.

Ternyata Indah di dalam tenda bersama kaka Benny dan merengek soal bajunya yang kebasahan. Sepertinya berharap banget banget kaka Benny memberikan bajunya yang kering, tapi ternyata itu cumen mimpi dan Indah langsung menangis. wkwkwk..



Gombalan malapetaka

Well.. jam-jam berlalu setelah packing dan naliin sepatu anak SD akhirnya kita turun.

di tengah perjalanan turun banyak sekali peristiwa tragis yang menimpa kami, salah satunya menimpa gw. Ceritanya Haqi di perjalanan menggombali keponakan gw yang masih SMP (nunu).

"Akar apa yang gak bikin kesandung?" tanya Haqi.

"Apaan?" gw gak tau yang jawab siapa, tapi cowok.

"Akar-akar cinta nunu di hati aku" eeeaaaaa...

Karena tidak mau kalah akhirnya gw menggombal dengan gombalan yang sama kepada Chae.

"Tau gak akar yang gak bikin kesandung?" kata gw. langsung gw terusin..

"Akar-akar cinta cha..." BRUUUKGGG!!!. dan gw kesandung. #demm

Akhirnya kami sampai ke Pos 1, kami kemudian makan siang disini, smentara yang lainnya sibuk menyiapkan peralatan masak, makanan dan sebagian lagi beol membuang muatan yang sudah mengendap berhari-hari. Di sisi lain gelagat Anjar mulai aneh, dia mencari ranting yang menyerupai ketapel dan menyiapkan kompor. Kamipun bertanya kepada rumput yang bergoyang, tapi mereka tidak menjawab. dan TARAAAA!!! anjar megeluarkan kancut limited edition yang ada tanda tangan personel kangen band nya. dan menggarang si kancut dia atas api kompornya.

"Asiiik, kering!!!!" kata Anjar. Dan Haqi mengambil kamera dan bertingkah seperti paparazi yang tersenyum licik seolah dalam hati berkata.. "Goceng dulu! kalo enggak gw sebar nih ke internet sama ke SD-SD ciheuleut!".

"akhirnya gak kejepit lagi deh.." muka Anjar sumringah.

dan dari sinilah Anjar mendapat gelar the kancut-men, (hemm.. mungkin saingannya the cangcuters yah..?)



Setelah selesai makan kami melanjutkan perjalanan pulang kami, dan sesampainya di warung kami langsung melahap semua makanan disana. setelah kenyang kami langsung kabur, tapi tentulah di bayar dahulu. hehe..


Ciremai, 2 kali gw kesana tanpa ke puncak triangulasi, tapi membuahkan cerita yang lucu.

Special thanks to:

1. Allah SWT.
2. Keluarga.
3. Supir bus dan supir angkot.
4. Para orang baik hati yang telah meminjamkan equipnya, (erni yang telah meminjamkan sepatunya)
5. Para pemilik warung di palutungan.


 the crew


pasangan kontrak


maho

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan Gunung Patuha; Kawah Yang Terlupakan

Mengakali "Life Hack" Colokan di Luar Negri

Bagusan Model Sepatu Jaman Dulu!